Hijau

January 1, 2016

“kutunggu”.

“baiklah”.

Shinta menulis serius, mencorat coret buku tulis blank itu.

” selesai! “.

” ok ready”.” ini terinspirasi dari taman yang kita lewati tadi”. ” banyak anak kecil yang senang ada didalamnya”.

” ceritakan saja..”.

” ok “. ” kau tahu kenapa setiap anak kecil yang melewati padang luas ini mereka selalu ingin menghentakkan kaki kecilnya berlari berloncat. menengadahkan mata indahnya kearah atas. mengepakkan kaki mungilnya diatas karpet hijau luas ini seolah mereka bisa menggetarkan tubuh makhluk besar itu. menari bersama nya. bercengkrama bergelitikkan tawa. kau tahu kenapa setiap sejoli melewati padang hijau itu mereka ingin saja berlari berdua. berpegangan tangan memandang langit, memenuhi wajah dengan senyum menerima terik sinar pantulan hijau. kau tahu kenapa ketika seorang pujangga yang melewati padang hijau ini, ia begitu mendalam semakin dalam dengan hatinya? karena makhluk besar itu memandang kearahnya juga bersedih dengan cerita hatinya. makhluk besar itu berumahkan padang hijau luas, poho nbesar rindang. anak kecil, semua dapat melihatnya. mereka tak memanggilnya karena mereka berteman dengan kegembiraan. setiap makhluki besar itu berpindah ke padang hijau lainnya, orang yang menyebrang jalan dapat merasakan angin sepoi sejuk yang dibawanya. ia akan terus disana sampai padang hijau itu tetap ada”.

Leave a comment